#7 Dibalik Lagu : Hati-Hati Di Jalan - Akhir yang Tak Sejalan

Lagu Hati-Hati Di Jalan ini menceritakan tentang hubungan percintaan yang sebenarnya sudah merasa saling cocok namun tidak ditakdirkan berjodoh. Mau berusaha dan memaksa seperti apapun juga, jika memang tidak berjodoh ya tidak bisa berbuat apa-apa.
Perjalanan membawamu
Bertemu denganku
Ku bertemu kamu
Sepertimu yang kucari
Konon aku juga
Seperti yang kau cari
Pada bagian awal lagu Hati-Hati di Jalan ini berisi tentang sebuah pernyataan bahwa dahulu kala awal pertemuan mereka (sepasang kekasih) dikarenakan takdir, yang di mana pernah mengatakan bahwa masing-masing dari mereka adalah sosok yang selama ini dicari-cari.
Intinya ia (tokoh utama di dalam lagu ini) menyesal karena pernah bersyukur mencintainya (mantan kekasih). Bukan maksudnya gimana-gimana, tapi sepertinya memang seperti itu. Pernah saling berterimakasih atas kehadiran sosok yang (katanya) sesuai kriteria, namun endingnya tak sesuai harapan, tetap berpisah juga walaupun saling cocok.
Kukira kita asam dan garam
Dan kita bertemu di belanga
Kisah yang ternyata tak seindah itu
Belanga dalam KBBI memilik arti kuali besar yang berasal dari tanah untuk menyayur (membuat sayur). Asam dan garam memang dua unsur yang berbeda, namun bisa menjadi satu di dalam sebuah masakan (hidangan) yang bisa menjadi santapan yang sangat nikmat (jika pandai mengolahnya).
Namun nyatanya berbeda, tidaklah sama seperti itu, karena pada akirnya tidak bercampur atau berpadu melainkan berpisah satu sama lain.
Kasih sayangmu membekas
Redam kini sudah
Pijar istimewa
Entah apa maksud dunia
Tentang ujung cerita
Kita tak bersama
Lantas menanyakan kepada nasib, tentang kenapa hubungannya (percintaan) bisa berhenti dan berpisah. Padahal sudah saling mencintai, saling mengerti, dan saling-salingan yang lainnya dengan tujuan kebersamaan. Pupus sudah semua harapan, ketika sadar bahwa kenyataannya tak bisa bersama-sama lagi.
Semoga rindu ini menghilang
Konon katanya waktu sembuhkan
Akan adakah lagi yang sepertimu
Berharap bahwa perasaan rindunya menghilang, karena rindu hanya akan berakhir lara ketika endingnya tidak bisa seusai dengan yang dicita. Lalu berkeyakinan dengan anggapan orang-orang, bahwa waktulah yang akan menyembuhkan semuanya.
Dikarenakan masih menginginkannya (mantan), ia pun masih berharap menemukan yang sepertinya (mantan) walau dengan sosok yang berbeda. Mungkin karena sefrekuensi, sehingga mau ngobrol enak, jalan-jalan nyaman, bercanda asik, dan lain-lain. Terkadang, seseorang akan terlihat lebih indah ketika berstatus "mantan".
Kukira kita akan bersama
Begitu banyak yang sama
Latarmu dan latarku
Kukira takkan ada kendala
Kukira ini kan mudah
Kau aku jadi kita
Pada bagian reff lagu Hati-Hati di Jalan milik Tulus ini menceritakan tentang seseorang yang kecewa, menganggap bahwa semua yang direncanakannya (dalam hubungan percintaan) akan berjalan lancar karena merasa memiliki banyak kecocokan. Namun, nyatanya tidak, karena pada akhirnya "putus" juga.
Takdir, jodoh, maupun rejeki memang tidak ada yang tau. Hanya Tuhanlah yang berhak menentukan itu, kita hanya bisa berusaha dan mengusahakannya. Kalau memang bukan jatahnya, ya mau dipaksakan seperti apapun tak akan bisa. Hanya bisa pasrah, walau di dalam hati menangis pijar.
Kau melanjutkan perjalananmu
Ku melanjutkan perjalananku
Ucapan perpisahan pun terucap. "Kamu melanjutkan perjalananmu, tanpa aku. Begitupun aku, yang akan melanjutkan perjalananku, walau tanpa bersamamu,". Memang sedih, namun ya bagaimana lagi? Hanya saling ikhlaslah jalan yang terbaik untuk menyikapi takdir.
Hati-hati di jalan
Dan, judul lagu ini menjadi penutup dan sebagai ucapan selamat jalan.
Lagu ini sangat menyentuh, apalagi ketika didengar oleh orang-orang yang releated dengan kisah di dalam lagu Hati-Hati di Jalan ini. Buat kamu yang mengalami kisah serupa, tetap semangat ya! Tuhan sudah mempersiapkan yang jauh lebih baik untukmu. Jadi, selamat berusaha lagi untuk mendapatkan seseorang yang masih menjadi teka-teki Tuhan tersebut!